Merawat Kucing Setelah Disteril
Apa Itu Sterilisasi?
Sterilisasi adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan bius total untuk mencegah kucing berkembang biak serta menghindari berbagai penyakit reproduksi. Istilah "kastrasi" umumnya digunakan untuk jantan, sedangkan "sterilisasi" atau "spay" untuk betina.
Bagaimana Sterilisasi Bekerja?
Sterilisasi menghentikan produksi hormon reproduksi pada kucing.
- Pada kucing jantan, testis diangkat sehingga tidak dapat memproduksi sperma.
- Pada kucing betina, dilakukan pengangkatan ovarium saja (ovariektomi) atau bersama rahimnya (ovariohisterektomi).
Bagaimana Sterilisasi Mempengaruhi Pola Makan Kucing?
Setelah disteril, nafsu makan kucing bisa meningkat 20–25%, tetapi kebutuhan energinya justru menurun sekitar 30%. Ini membuat mereka mudah mengalami kenaikan berat badan. Memberikan makanan khusus untuk kucing steril, seperti yang rendah kalori dan seimbang nutrisinya, dapat membantu mencegah obesitas.
Komplikasi Apa yang Bisa Terjadi?
Komplikasi utama adalah risiko kegemukan, yang bisa memicu penyakit serius seperti diabetes dan masalah sendi. Kucing indoor juga bisa mengalami gangguan pencernaan akibat kurang gerak dan terlalu sering menjilati tubuhnya.
Menjaga Kesehatan Kucing Setelah Sterilisasi
- Kurangi asupan kalori 25–33% dengan mengurangi porsi makan atau memberikan makanan rendah kalori seperti Royal Canin Sterilised (di pet shop) atau Royal Canin Neutered Satiety Balance (di klinik hewan).
- Timbang pakan dengan timbangan digital dan ikuti panduan pemberian yang disarankan. Hindari memberi makan secara bebas (ad libitum) apalagi jika makanannya tinggi energi dan sangat menggugah selera.
- Ajak bermain aktif 5–10 menit sekali atau dua kali sehari. Gunakan mainan interaktif atau puzzle feeder agar kucing tetap aktif sambil mendapatkan camilan sebagai hadiah.
Jika Anda ragu atau membutuhkan saran lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter hewan.